Pengirim : Admin Sistem
Tanggal Kirim: 30-05-2022 15:13:39
PELATIHAN PELAYANAN PRIMA BAGI PENYANDANG DISABILITAS OLEH SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI BANGKINANG KOTA
BANGKINANG - HUMAS, Pada hari Senin, 30 Mei 2022 Pukul 09.00 s/d 11.30 WIB diadakan Pelatihan Pelayanan Prima Bagi Penyandang Disabilitas Oleh Sekolah Luar Biasa Negeri Bangkinang Kota dengan pemateri untuk Tuna Netra Bapak Makmur, S.Pd., M.Pd dan untuk Tuna Runggu oleh Ibu Hayatunnufus, S.Pd dan disambut oleh Bapak Dedi Kuswara, S.H., M.H selaku Wakil Ketua PN Bangkinang Kelas IB, Bapak Ricko Oktavius, S.T selaku Sekretaris PN Bangkinang Kelas IB dan para Pegawai PN Bangkinang Kelas IB bertempat di Ruang Sidang Cakra PN Bangkinag Kelas IB.
Tujuan pelatihan diadakan adalah untuk melatih para Pegawai/Staf Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) agar dapat mempermudah pelayanan bagi kaum rentan dan penyandang disabilitas. Pada kesempatan ini, Bapak Makmur, S.Pd., M.Pd memberikan pelatihan kepada pegawai/staf Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk melayani mereka Penyandang Disabilitas Khususnya Tuna Netra. Tuna Netra memiliki beberapa hambatan dan hambatan tersebut dapat disiasati dengan memberi beberapa solusi. Adapun hambatan dan solusinya, antara lain: (1) Mobilitas. Hambatan Mobilitas dapat disiasati dengan pengembangan Orientasi Mobilitas, melalui tiga solusi yaitu pertama: low tech, yaitu dengan menggunakan Guide Dog Pendamping Pengawasa, kedua: Medium Tech dengan Tongkat Putih, ketiga: High Tech dengan Tongkat DG Detector (Laser Can). (2) Sosialisasi. Hambatan Sosialisasi dapat disiasati dengan Pengembangan Sosial, melalui tiga solusi, yaitu pertama: Low Tech dengan Organisasi Face To Face, kedua: Medium Tech dengan Radio, ketiga: High Tech dengan HP Bicara Internet Kebi. (3) Aneka Ragam Pengalaman. Hambatan Aneka Ragam Pengalaman dapat disiasati dengan Pengembangan Komunikasi, melalui tiga solusi, yaitu pertama: Low Tech melalui dibacakan, kedua: Medium Tech dengan Buku Braille Kaset, ketiga: High Tech dengan E-Book Komputer Bicara Daisy.
Setelah bapak Makmur, S.Pd., M.Pd selesai memberikan materi dilanjut oleh Ibu Hayatunnufus, S.Pd yang memberikan materi tentang bagaimana melayani peyandang disabilitas khususnya Tuna Runggu. Ibu Hayatunnufus, S.Pd menyampaikan bahwa berdasarkan tingkat kemampuan pendengaran yang dinyatakan dalam intensitas suara yang didengar dengan satuan dB (desibel) ada lima kelompok. Kelompok pertama: Kehilangan 15-30 dB, mild hearing losses atau ketunarunguan ringan; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia normal. Kelompok kedua: Kehilangan 31-60, moderate hearing losses atau ketunarunguan atau ketunarunguan sedang; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia hanya sebagian. Kelompok ketiga: Kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses atau ketunarunguan berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada. Kelompok keempat: Kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses atau ketunarunguan sangat berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali. Kelompok kelima: Kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses atau ketunarunguan total; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali. Proses untuk berkomunikasi dengan mereka yang mengalami gangguan pendengaran ( tuna runggu ) adalah dengan bahasa isyarat. Adapun jenis-jenis bahasa syarat, antara lain: Bahasa isyarat abjad berdasarkan CIBI, Isyarat Angka SIBI, Bahasa isyarat abjad berdasarkan Bisindo, Isyarat Angka Bisindo.
Dengan diadakannya Pelatihan Pelayanan Prima Bagi Penyandang Disabilitas Oleh Sekolah Luar Biasa Negeri Bangkinang Kota diharapkan bagi Pegawai/Staf Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dapat melayani penyandang disabilitas dengan baik agar mereka dapat mencapai tujuan mereka yang ingin mencari keadilan.
.